Berita Terkini

Calon Kuwu Nomor Urut 2 Desa Mulyasari Datangi Pendopo Penuhi Undangan Tim Penyesaian Sengketa

Indramayu, Sergaptarget  Casnita atau yang akrab dipanggil Itol Calon Kuwu nomor urut 2 Desa Mulyasari Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indrama...

Postingan Populer

Selasa, 23 Desember 2025

Calon Kuwu Nomor Urut 2 Desa Mulyasari Datangi Pendopo Penuhi Undangan Tim Penyesaian Sengketa







Indramayu, Sergaptarget  Casnita atau yang akrab dipanggil Itol Calon Kuwu nomor urut 2 Desa Mulyasari Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu  beserta para pendamping beserta kuasa pendamping calon mendatangi pendopo memenuhi undangan tentang gugatan yang diajukan melalui surat kepada Bupati Indramayu.

Hal itu dilakukan untuk menyampaikan protes atas dugaan kecurangan pada penyelenggaraan Pemilihan Kuwu (Pilwu), di Desa tersebut pada tanggal 10 desember 2025 kemarin dan sebelumnya sudah melakukan aksi damai di depan kantor kecamatan Bangodua 
Pada 12/12/2025.

Seperti yang dikatakan oleh Solihin selaku kuasa pendamping calon mengatakan, bahwa Kuwu Kasnita alias Itol nomor urut 2 (dua) di Desa Mulyasari hari ini menyatakan keberatan atas pilihan Kuwu di Desa Mulyasari, terutama di TPS1, TPS yang menggunakan sistem Digital, karena di situ ada kecurangan, pelanggaran yang secara struktur dan masif yang dilakukan oleh petugas TPS dalam hal ini TPS 1.

"Ternyata kecurangan itu dilakukan oleh saudaranya Kuwu yang hari ini menang. Yaitu nomor 1 ya," Jelas solihin pada awak media Selasa, 23/12/2025 usai melakukan pertemuan dengan tim yang dibentuk oleh Bupati Indramayu Lucky Hakim di aula Ki Tinggil Setda Indramayu. 

Pada kesempatan ini kedatangannya  ke pendopo juga menghadirkan saksi dan bukti otentik adanya rekaman CCTV, terkait  pengarahan, penggiringan kepada calon pemilih yang dilakukan oleh Budianto dan Budiman selaku petugas kpps di TPS1.

 kebetulan, TPS Digital itu berada di Balai Desa. Sedangkan di situ ada CCTV-nya, sehingga kami diuntungkan dengan CCTV desa itu," Imbuhnya.

Solihin menyebut, dugaan kecurangan itu dilakukan dengan cara pengarahan dari Budiman dan Budianto itu terekam dalam CCTV. Kemudian kata dia, dua orang tersebut merupakan tim sukses dan pendana calon nomor urut 1. "Itu artinya bahwa jelas pasti tidak netral kan, tidak fair," Cetusnya.

 Solihin juga menegaskan bahwa kecurigaan dilakukan pada saat sosialisasi pribadi yang diduga menggunakan tablet panitia, Rahmat ini mensosialisasikan cara Memilih dengan mengarahkan ke nomor 1 yang sekarang menang.

"Ada videonya, di Facebook juga ada, alat yang digunakan sosialisasinya adalah alatnya panitia, tabletnya panitia yang digunakan di TPS," Tambahnya.

Ia menuding, bahwa yang dilakukan oleh panitia merupakan pelanggaran yang sangat berat, sehingga pihaknya merasa dirugikan dengan suara yang hilang 100 lebih. Untuk itu ia meminta kepada tim penyelesaian, sesuai dengan data, fakta dan saksi yang dihadirkan hasilnya harus dibatalkan di TPS digital  dan minta diulang sesuai dengan pilihan manual.

"Itu hak konstitusional yang diatur oleh undang-undang, perda berbub sebagai calon yang merasa keberatan," Pungkasnya.

(Nana.  S)